Selasa, 21 Juni 2011

Jika Mencintaimu Adalah

1. Jika mencintaimu adalah paket BIS, dipastikan saya pelanggan paket unlimited.

2. Jika mencintaimu adalah sampah, saya mungkin sudah bisa membangun TPA

3.Jika mencintaimu adalah utang, mungkin saya meminjam uang pada lintah darat yang tak habis bunganya

4.Jika mencintaimu adalah sebuah rumah sakit, aku sedang berada di UGD yang terbuka tiap hari 24 jam

5.Jika mencintaimu sama dengan korupsi, tentu saja saya sedang berada di Indonesia yg berita itu headline tiap hari di tv maupun di koran

6.Jika mencintaimu adalah sebuah MUBES, tak pernah ada kata LPJ ditolak di hatiku sayang

7.Jika mencintaimu adalah sebuah sinetron. Mungkin perasaanku akan seperti "cinta fitri" yang tak ada habisnya

8.Jika mencintaimu adalah salah, saya ingin menjadi senior di zaman ospek yg mengikuti peraturan "senior selalu benar dan junior selalu salah"

9.Jika mencintaimu adalah skripsi, dipastikan diriku adalah mahasiswa tingkat akhir yg selalu terbayang hal itu di mana saja

10. Jika mencintaimu adalah penyakit , mungkin saya mengidap AIDS yang belum ditemukan obatnya

11. Jika mencintaimu adalah narkoba, saya adalah pecandu yang sudah sangat sakau (sakit karena engkau)

12. Jika mencintaimu adalah sebuah klub sepakbola , saya adalah Sir Alex yang tak bisa lepas dari MU, bahkan jika tangan sudah gemetaran dimakan usia

13.Terakhir sayang, Jika mencintaimu adalah sebuah puisi aku ingin mengutip bait dari Sapardi Djoko Damono, "aku ingin mencintaimu secara sederhana"

Senin, 25 Mei 2009

Night At The Museum 2 : Another Same Jokes


Hmmm, pelajaran lain yang kita dapatkan saat datang ke bioskop untuk menonton sebuah film adalah jangan terlau banyak berharap pada sebuah sekuel, atau setidaknya jangan membandingkannya dengan film pertamanya.
Bagi orang yang telah menonton Night At The Museum 1 (NATM) pasti mengingat bagaimana betapa seramnya posternya dan saat masuk ke Teater menontonnya kita akan tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan Ben Stiller dalam menghadapi sang penghuni museum yang dapat hidup di malam hari, nah dalam seri keduanya ini kita pastinya tidak akan tekejut lagi jika ada penghuni museum yang hidup dan bertingkah aneh. Cerita dalam sekuel yang dinamai Night At The Museum : Battle Of Smithsonian ini berawal saat barang dari History Museum di New York dipindahkan ke Washington DC, dan diletakkan dalam museum terbesar di Amerika, celakanya tablet yang mempunyai kekuatan untuk menghidupkan mahluk museum di malam hari ikut terbawa, dan di museum baru tersebut ada mumi jahat yang pastinya akan bangkit kembali. Larrey Dalley (Ben Stiller) yang telah dua tahun tak bekerja lagi sebagai penjaga malam di museum kota New York, merasa terpanggil untuk memecahkan masalah tersebut karena menganggap semua mahluk di museum itu adalah sahabatnya.

Tentu saja cerita tak akan seru jika Larrey berhasil mengambil tablet itu dan semua mahluk di museum tak jadi hidup. Ia hanya lambat sepersekian detik untuk menghentikan semua mahluk museum bangkit,disinilah sebuah petualangan seru terjadi dalam semalam. Semua mahluk akhirnya hidup, dan secara tak sengaja dan diatur sedemikian rupa oleh sang sutradara, Shawn Levy untuk menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang membantu Larrey untuk mempertahankan tablet itu dan kelompok yang ingin menguasai dunia yaitu Kahmunrah, seorang mumi jahat keturunan Firaun. Salah satu penghuni museum yang membantu Larrey adalah Amelia Earhart (Amy adams), wanita pertama yang menyebrangi samudra atlantik dengan pesawat, dalam petualangan seru itu, ada kisah romantis mereka yang diselipkan yang untungnya tak menggangu malah memberi hiburan lain bagi penonton, Amy Adams Cukup baik berperan sebagai partner seorang penjaga museum dalam menyelesaikan masalahnya. Peran pembantu lainnya dalam film ini cukup banyak membantu untuk membuat penonoton tertawa seperti owen Wilson, Robbin Wiliams, Hank Azariah yang berperan sebagai mumi jahat yang sedikit bodoh.

Telah saya katakan di awal jangan terlau banyak berharap dari sebuah sekuel, Komedi yang ditawarkan dalam film ini adalah komedi khas Ben Stiller yang sudah lumayan banyak kita saksikan dalam film lainnya yang akhirnya akan menjadi sesuatu yang garing. Selain itu humor yang ditawarkan film ini adalah humor khas Amerika yang tak semua orang paham. Jadi jangan heran di saat penonton lain tertawa anda diam saja menanyakan apanya yang lucu, dan di lain scene anda setengah mati tertawa sendiri dalam bioskop dan hampir semua orang tak tertawa (Pengalam pribadi penulis). Dan ada beberapa scene komedi yang persis dalam seri pertamanya yang membuat kita merasa bosan, sebuah pengulangan yang tak perlu.

Film ini juga adalah salah satu bentuk kesombongan Amerika dalam hal ini adalah Hollywood, walaupun filmnya adalah film cerita dalam semalam namun, biaya yang dihabiskan dalam film ini cukup banyak untuk membuat sebuah museum yang besar, membuat sebuah ruang luar angkasa, atau animasi hebat lainnya untuk menghidupkan patung dan lukisan. Dan kesombongan lain yang kita bias lihat adalah bahwa betapa hebatnya sosok-sosok pahlawan Amerika seperti Rosevelt, Lincoln, yang menjadi tokoh baik dalam film ini dan betapa film ini membuat seolah semua mumi itu jahat, Napoleon Bonaparte hanya sesosok prajurit yang pendek, dan boneka Albert Einstein yang dilempar kesana-kemari.
Tapi sejauh ini tidak ada salahnya datang ke bioskop untuk menonton film ini sebagai penghibur dan penghilang stress, apalagi jika anda telah menyaksikan seri pertamanya.

Rabu, 20 Mei 2009

Angels And Demons : Petualangan Seru yang Mudah di Tebak


Sekali lagi yang harus penonton petik dari sebuah film adaptasi novel, yaitu jangan pernah membandingkan sebuah film dengan cerita asli dalam novelnya jika tidak ingin kecewa, karena film adalah sebuah gambar audiovisual dimana penonton didikte bahwa seperti inilah kondisinya, dan sebuah film dituntut oleh durasi , sedangkan dalam sebuah novel imajinasi kita yang diperlukan disini untuk membayangkan kondisinya.

Seperti ini pula yang terjadi dalam film Angels and Demons, tidak semua penjelasan dalam novel dijelaskan secara rinci dalam filmnya, mungkin ini pengaruh durasi yang menuntut, atau saja pengaruh agar tidak ada lagi kontroversi yang terjadi seperti dalam film davinci code karena menggamblang secara ekstrim soal agama.
Angels And Demons adalah sebuah petualangan lain dari Robert Langdon (Tom Hanks) seorang Profesor dan ahli sejarah Universitas Harvard yang dipanggil oleh polisi Italia untuk mengungkap sebuah kasus. Kasus ini berawal saat kematian sang Paus agung, dengan segera mungkin gereja mencari pengganti sang Paus. Namun secara misterius sebuah kelompok yang menamai diri mereka kelompok persaudaraan Iluminnati, sebuah kelompok penentang gereja yang diduga telah punah, menculik empat orang pendeta yang menjadi kandidat kuat untuk menjadi pengganti sang Paus yang wafat.dan parahnya lagi kelompok tak terlihat itu sudah memasang bom yang siap meledakkan seluruh Vatikan di saat semua umat kristiani dari seleruh penjuru dunia ingin melihat langsung pelantikan Paus baru.

Disinilah petualangan Langdon dimulai, dengan mengandalkan pengetahuanya terhadap gereja Romawi ia mengungkap satu-persatu teka-teki yang telah di atur rapi oleh otak kekacauan mulai dari di mana para pendeta itu disekap, hingga letak keberedaan bom.tidak beda jauh dari film Hollywood seperti Nasional Treasure, Indiana Jones, selain kecerdasan, Langsdon di bantu oleh banyak kebetulan dan keberuntungan dalam pencariannya, dan tak lupa dalam setiap petualangan sang jagoan, pasti ada seorang wanita cantik mendampinginya, di film yang merupakan novel adaptasi Dan Brown ini, Ayelet Zulet berperan sebagai Victoria, sang ahli bom yang membantu Langdon dalam memecahkan masalahnya, namun asmara mereka tidak terlau di eksplor layaknya dalam novel.
Sang Sutradara, Ron Howard, mengajak kita untuk berwisata ke Negara Vatikan dan Kota Roma, memperlihatkan arsitektur kedua Negara itu yang memang cukup indah. Ada sedikit humor diselipkan dalam film, namun ada beberapa yang tidak pada tempatnya. Contohnya saja saat kita sudah dibuat tegang saat Langdon kehabisan napas di dalam perpustakaan, tiba-tiba ada secuil humor disitu yang merusak sensasi ketegangan kita.but,,, so far film ini cukup bagus, Tom Hanks berusaha kembali total memerankan Langdon karena saat di Davinci Code beberapa majalah film dan kritikus menganggap ia tidak cocok memerankan Sang Profesor kharimasitk seperti di dalam novel. Owen Mcgregor mengejutkan kita dengan perannya sebagai seorang pendeta, kita tahu karakternya dalam film-film sebelumnya cukup berbeda (The Island, Big Fish, Star Wars)

Secara teknis dan visual, film-film Hollywood tidak usah diragukan lagi, efek saat bom meledakkan merupakan efek visual terbaik oleh sang sutradara. Di beberapa Negara film ini berada di top box office, jadi tak ada salahnya menyaksikan film ini, walaupun mungkin alur ceritanya sudah umum dan mudah ditebak, dan sekali lagi, jangan terlalu membandingkannya dengan novelnya.

Rabu, 08 Oktober 2008

Laskar Pelangi


Salah satu film Indonesia yang sangat menggugah batin, bisa dikatakan itu salah satu kalimat yang sangat cocok untuk menggambarkan film Laskar pelangi. Tidak bermaksud memuji bahkan melebih-lebihkan tapi di tengah gempuran film semacam Barbie, Cinlok, dan Chika, laskar pelangi cukup memuaskan dahagaku akan film-film yang berkualitas. Sebelum menonton LP, aku lebih dulu menonton Cinlok itupun karena ditraktir sepupuku. Cinlok adalah film yang pure komedi, bahkan aku tak sempat memikirkan pesan apa yang ingin disampaikan film ini, rata-rata orang yang menonton film Cinlok hanya penasaran bagaimana sih jika Luna maya dan seorang tukul berciuman. Yang kedua adalah film Chika, itu hanyalah sebuah pengulangan dari Eifell I’m in Love dan Apa Artinya Cinta.

Kembali ke LP aku dan teman-temanku yang hampir berjumlah 80 orang pergi ke primere LP, jangan ditanya bagaimana antrinya orang yang ingin menonton LP, walaupun orang belum tahu kualitas film ini tapi salah satu faktor yang membuat ramai adalah layaknya Ayat-Ayat Cinta, karena novel kedunya menjadi Best Seller di pasaran bahkan menjadi fenomena tersendiri.

Pertama melihat adegan awal film ini saya sangat suka dengan pemilihan castnya apalagi anggota Laskar Pelangi, mereka sesuai dengan gambaran saya di novel, begitupun dengan suasana Belitong tempo dulu yang diciptakan begitu natural. Saya paling suka dengan pemilihan lokasi dari rumah lintang ke SD Muhammadiyah sesuai dengan gambaran novel bagaimana susahnya seorang Lintang untuk sampai ke sekolah apalagi dihalangi seekor buaya. Yang paling sesuai dengan gambaran novelnya adalah toko kelontong milik ayah A ling, itu ada tempat yang sangat tidak kelihatan dibuat-buat.

Cerita LP juga sangat kuat di skenarionya, tak ada kata-kata mubazir dari tiap tokoh yang berbicara dan penonton tak bosan menyimaknya. Satya juga sangat mengerti sangat sulit untuk menyamakan novel dengan film, punya cara berbeda untuk menikmati keduanya sebut salah seorang penggemar film di salah satu majalah film ternama Indonesia, jadi menurutku penonton tak usah banyak mengeluh jika banyak tak sesuai dengan di dalam novel. Novel adalah kumpulan dari sebuah kertas yang tiap paragrafnya sangat mendeskripsikan apa yang ingin disampaiakan karena disini yang diperlukan bukan visual tapi bagaimana imajinasi kita. Sedangkan film adalah susunan skenario dan perpaduan visual jadi sudah cukup jelas perbedaannya.

Mungkin Riri riza punya alasan tersendiri untuk menambahkan cerita bahwa Tora Sudiro naksir pada Ibu Mus, dan mengubah sedikit cerita dalam acara cerdas cermat dimana seharusnya lintang berlawanan pendapat dengan Tora Sudiro.

Mengenai aritsitiknya, saya sangat salut sang sutradra memeperhatikan sedetail mungkin dekorasinya, misalnya saja tentang muk klasik di atas meja Ikal, gorden tempo dulu, setrika, poster-poster lusuh, sangat natural. Dan salut juga pada angel kamera yang bermacam-macam dan tidak biasa sehingga dapat mengeksplorasi keindahan Belitong.

Ada dua hal yang janggal yang aku dan teman lihat dan coba kami diskusikan yaitu adegan dimana ikal menulis di atas meja saat kamera jauh terlihat ikal memakai tangan kiri dan saat kamera hanya menangkapa ikal, dia sudah memakai tangan kanan kembali. Yang kedua adalah saat mereka membuka mantra dari sang dukun saat di shot dekat terlihat Mahar memegang dengan kedua tangan kertas tersebut tapi saat di shot jauh para anggota lasKar pelangi ikut memegang kertas itu, emtahlah atau hanya saya yang salah persepsi.

Lepas daripada semua hal yang saya tulis di atas Riri Riza adalah salah satu sutradara terbaik Indonesia dan Laskar Pelangi salah satu film terbaik Indonesia yang pernah saya nonton setelah Petualangan Sherina dan Catatan Akhir Sekolah. Saya berharap dengan suksesnya Laskar pelangi sang sutradara maupun produser tidak buru-buru untuk segera membuat sekuelnya dan malah kualitasnya jadi menurun karena pasti para penononton akan membandingkannya. Oh iya salut juga sama aransemen musiknya yang cukup pas di tiap adegan.

Rabu, 30 Juli 2008

Review The Hapening

The Happening adalah karya terbaru dari sutradara yang membuat kita terkesan dalam Sixth Sense. Film terakhirnya tahun 2006 kemarin jeblok di pasaran yaitu Lady in the Water. Apakah itu juga terjadi pada The Happening? Kita belum melihat sepenuhnya apa yang terjadi di pasaran tapi saya yakin kalau film ini tidak terlau dinanti penonton di bioskop kecuali yang benar-benar penasaran akan karya Shyamalan.
Film ini bercerita tentang kejadian alam yang aneh yang diakibatkan oleh bumi yang mulai rusak. Beberapa tumbuhan mengeluarkan toksin beracun yang jika dihirup oleh manusia akan menimbulkan halusinasi yang akan mengakibatkan orang tersebut akan bunuh diri.

Tak terlalu banyak yang special dalam film ini kecuali cara bunuh diri yang menurutku aneh, kita akan penasaran bunuh diri dengan cara apalagi yang akan dilakukan oleh orang-orang. Mark Wahlberg sendiri tidak bisa membuat film ini hidup, dia tidak seperti pemeran utama yang berkharisma, dia seperti biasa saja jika sudah bergerombol dengan orang lain. Dia juga tidak muncul sebagai penyelesai masalah. Ending film ini biasa saja menurutku dan tidak terlalu banyak special efek di dalamnya.
Tapi entahlah, mungkin film ini bagus, hanya saja kita terus saja menanti apa kejutan yang akan diberikan di akhir film ini, apakah akan seperti mengetahui kalau Bruce Willis itu adalah hantu? Tapi ternyata kejutan itu tidak ada, kasus yang sama saat menyaksikan Lady In The Water. What’s Happen Shyamalan?

Dark Knight : Salute to Joker

Dark Knight adalah salah satu film paling berkesan yang saya nonton di musim summer ini, Christoper Nolan selaku sutradara berhasil mengulang sukses dari Batman Begins, tetap menyuguhkan sajian superhero yang dewasa bukan hanya perlawanan fisik seperti Spiderman maupun Iron man, tetapi disini Batman juga lebih kepada pertarungan psikologi melawan Joker.

Dark Knight itulah judulnya, merupakan judul film pertama Batman tanpa menggunakan embel-embel Batman di dalamnya, mungkin ini merupakan suatu tanda bahwa Batman tidak terlalu dominan di dalamnya, tapi bukan berarti Batman tidak ada apa-apanya, Christian Bale sanggup menjadi sosok Bruce Wayne yang hartanya bergelimpangan namun tetap berkutat dengan masalah cinta segitiganya dengan Rachel dan Harvey Dent seorang jaksa wilayah yang konon akan menjadi lawan di sekuel Batman berikutnya sebagai Two Face., dan juga masalah jati drinya sebagai Batman yang dipaksa Joker untuk mengaku.
Joker adalah sosok badut yang begitu menakutkan, dari pemikirannya yang ‘No Rules’ ia bisa mengacaukan seisi kota Gotham yang lebih parahnya lagi malah makin menambah jelek nama Batman di mata masyarakat. Joker bisa dikatakan adalah seorang psikopat sejati yang cerdik, kita akan terkesan dengan caranya mengacaukan kota Gotham, harus nonton sendiri untuk menilai sosok Joker.

Kalau dari segi visual tak usah dikomentari lagi, film ini benar-benar keren, mobil dan motor Batman bahkan disediakan khusus dengan biaya yang cukup mahal. Tapi tak usah khawatir seminggu saja Dark Knight bisa menuju puncak Box Office.
Dari sederet Castnya nama Heat Ledger yang pantas mendapat pujian paling tinggi, Crihstian Bale pernah mengatakan bahwa jika seri ini ada sekuelnya maka tak akan ada yang mampu menggantikan sosok ledger dalam joker, Bale sendiri sudah sangat pantas menjadi seorang Batman, begitu pula Michael Caine, Freeman, Dan Oldman. Tak salah para bintang Batman Begins itu dipanggil kembali. Maggie yang didaulat untuk mengganti Holmes yang mengecewakan tidak terlalu pas di mataku entahlah. Yang terakhir adalah Salute to Joker!!!



P.S
Best Scene : saat Joker memakai pakaian Suster sambil berjalan dengan latar belakang rumah sakit yang meledak

Best Queto : You’re not the Hero we Want but You’re the Hero we Need

Another Batman :
1. Batman (1989) diperankan oleh Michael Ceaton
2. Batman Returns (1992) diperankan oleh Michael Ceaton
3. Batman Forever (1995) diperankan oleh Val Kilmer
4. Batman And Robin (1997) diperankan oleh George Clooney
5. Batman Begins (2005) diperankan oleh Christian Bale

(thanks to Majalah Hai edisi superhero, Movie monthly edisi Dark Knight dan Ulla yang udah traktir nonton)




Senin, 14 Juli 2008

The Invisible


Di poster film ini tertera sebuah tulisan "From The Producers Of Sixth Sense" tentunya kita semua tahu bahwa itulah ada sesuatu yang sangat menjual, maka tidak segan saya juga mengambilnya dari tempat penyewaan kaset.
film ini disutradarai oleh David S Goyer, bercerita tentang bahwa di dunia ini ada yang namanya mati suri. di awal film kita diperlihatkan suasana kebanyakan sekolah di amerika yang penuh dengan bermacam-macam anak, salah satunya adalah Nick Powell (Justin Chatwin) yang berasal dari keluarga berada tapi tak pernah dekat dengan ibunya yang menurutnya sangat workaholic saat ditinggal mati ayahnya, ia sangat bercita-cita melanjutkan kuliah di London tanpa sepengetahuan ibunya sehingga ia mencari biaya dengan menjual makalah pada teman sekolahnya, ada seorang siswi lain, Anne Newton (maragarita Leviva), yang bersala dari keluarga brokenhome, ia sendiri murid yang sangat nakal, mencuri, merampok, menjual narkoba semua dilakukannya.
suatu hari ada suatu kejadian salah paham sehingga Anne membunuh Nick, ia mengira Nick sudah mati dan menaruh 'mayatnya' di sumur di tengah hutan. Nick sadar kembali ia kembali ke rumahnya namun ia sadar tak ada satupun orang yang melihatnya padahal ia hanya ingin memberi tahu kalau ia belum mati dan tubuhnya sedang terluka parah di suatu tempat. Anne yang menjadi kunci bisa tidaknya tubuhnya ditemukan. dalam keadaan Invisible seperti itu Nick mendengar semua yang orang katakan tanpa harus terlihat, ia jadi tahu kalau ternyata ibunya sangat menyayanginya dan kenapa Anne bisa nakal seperti itu. memang Ending film ini sudah bisa ditebak, namun sedikit demi sedikit kita terbawa suasana yang diciptakan film itu. seru kok